14 Terbaik Sayembara Masjid Kawasan Rest Area Jembatan Suramadu
KONSEP DESAIN
Massa bangunan utama masjid dipisah dari massa bangunan pendukungnya. Massa utama peribadatan di letakkan dibelakang untuk mendapatkan ketenangan, mendukung kekhusyukan beribadah, sedangkan bangunan bangunan pendukung diletakkan didepan, seperti tempat wudhlu dan toilet, penitipan, penjaga di lantai 1, sedang pengelola/takmir serta perpustakaan di lantai 2.
Masjid di kawasan rest area Jembatan Suramadu ini dihadirkan dalam bahasa arsitektur yang lugas-universal. Tidak terdapat banyak ornament yang 'sibuk'. Massa bangunan utama dengan grid 12 m, level lantai 6 m, tinggi atap 24 m. Dengan memiringkan atap, mengerucutkan kedalam, menghasilkan sudut 45 derajat. Lalu atap ini dijadikan tangkapan air hujan (tandon air atas), yang pada kegiatan masjid, air merupakan kebutuhan penting untuk bersuci. Sehingga air yang melimpah tidak terbuang begitu saja. Atap ini meruncing ini seolah berbahasa menengadah ke Atas.
Karakter bangunan yang tegas, runcing, tajam, kuat kokoh telah menggambarkan karakter masyarakat madura dengan tanpa dibuat berlebihan. Seperti upaya menempel ornament kebudayaan ragam hiasnya. Karakter yang keras, namun tetap damai, menyukai keheningan dan menerima perbedaan, tanpa menonjolkan ke 'aku' an. Demikianlah masjid ini berbahasa. Bangunan utama seolah-olah diangkat terapung oleh kolam refleksi, sekaligus sebagai pendingin dan penenang. Massa utama hanya diselimuti kulit dari beton kerawang dengan pola kaligrafi yang geometrik. Pola kerawang ini menghadirkan efek pencahayaan dan penghawaan yang baik. Dari dalam masjid masih dapat menangkap view ke luar.
Entrance utama dihadapakan ke arah rencana pembangunan pedestrian dan fasilitas rest area lainnya, pada kontur yang relatif datar, dengan pencapaian yang mudah. Landscape masjid ini dibuat terbuka, seolah-olah taman yang membentang, menjadi ruang publik untuk aktivitas-aktivitas outdoor.
Material bata merah lokal/tembikar lokal/bata kerawang lokal mendominasi fasade keseluruhan. Material yang mudah di dapat, melibatkan keterampilan lokal serta mudah perawatan, 'belel' oleh iklim pun tak jadi soal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar