Area seluas 20 x 100 m di sisi selatan taman dimaksimalkan untuk area terbangun yang difungsikan untuk parkir basement, pengelola , toilet, pengolahan limbah dan ME. Desainnya pun kembali menyerahkan atap area terbangun ini untuk area hijau. Sisanya diberikan sepenuhnya untuk area taman.
Di lahan kontur terasiring ini di isi dengan bermacam tanaman tropis yang mencirikan keceriaan warna bunga tropis, selain tanaman kayu keras (perdu) untuk kerindangan. Meski berkontur, namun taman ini tetap aksesibel. Pedestrian yang lebar sebagai jalur utama penjelajahan taman dapat digunakan sebagai jogging track, sepeda dan pejalan kaki. Jalur pedestrian ini diselesaikan dengan pola dan material beragam, bisa material sisa, bekas, maupun donasi pemberdayan masyarakat. Ide pemberdayaan ini dapat diangkat, agar warga sekitar merasa terkait dan memiliki tamannya, sehingga akan ada tanggung jawab lebih untuk menjaga keberlanjutan taman kota mereka. Misal dengan cara menyerahkan masing-masing sepetak lahan untuk ditanami masing-masing warga seRT/RW sekitar.